Berita Terkini

Ketua KPU Terima Penghargaan Ikon Pemilu 2014

Jakarta, kpu.go.id- Dalam acara resepsi perayaan ulang tahun Majalah Berita Mingguan Gatra yang ke 20, Kamis (18/12), Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Husni Kamil Manik menerima penghargaan “Ikon Pemilu 2014”. Penghargaan tersebut diberikan Gatra sebagai bentuk apresiasi kepada para insan yang menorehkan tinta emas dalam perjalanan bangsa Indonesia selama tahun 2014. Selain Ketua KPU RI, Gatra juga memberikan penghargaan “Ikon Pemilu 2014” kepada Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Jimly Asshiddiqie. Kedua tokoh tersebut diberi apresiasi atas kontribusinya dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) 2014. Sedangkan Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo yang hadir dalam perayaan tersebut menerima penghargaan “Ikon Indonesia 2014”. Penghargaan diterima secara langsung oleh Presiden RI melalui Budiono Kartohadiprodjo, Direktur Utama Gatra. Berikut nama-nama penerima “Ïkon 2014” Gatra: -          Ikon Olah Raga 2014: Maria Londa; -          Ikon Lingkungan 2014: Gamal Albinsaid; -          Ikon Kesehatan 2014: Bambang Prajogo; -          Ikon Pekerja Sosial 2014: Lie Agustinus Darmawan; -          Ikon Kepala Daerah 2014: Azwar Anas (Bupati Banyuwangi) dan Nurdin Abdullah (Bupati Bantaeng); -          Ikon Hukum 2014: Warih Sadono, Deputi Penindakan KPK; -          Ikon Pemilu 2014: Husni Kamil Manik (KPU) dan Jimly Ashiddiqie (DKPP); -          Ikon Ekonomi 2014: Chairul Tanjung; -          Ikon Indonesia 2014: Joko Widodo. (ris/red. FOTO KPU/dosen/Hupmas)

Kehadiran DKPP Pastikan Penyelenggara Pemilu Bertugas Penuh Etika

Jakarta, kpu.go.id- Dalam acara "Outlook 2015; Refleksi dan Proyeksi Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Tahun 2015", Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Husni Kamil Manik menyampaikan, kontribusi DKPP sangat besar untuk memastikan penyelenggara pemilu menjalankan tugasnya dengan menjunjung tinggi norma dan etika, Kamis, (18/12). “Saya kira sangat besar kehadiran DKPP untuk memastikan penyelenggara pemilu dapat menjalankan tugasnya dengan tetap menjunjung tinggi norma dan etika. Hal ini memberi kekuatan dalam terwujudnya pemilu yang berintegritas” ujar Husni.Bertempat di Auditorium Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi, Lembaga Administrasi Negara (STIA LAN), Pejompongan, Jakarta, Husni menyampaikan bahwa etika merupakan nilai-nilai keluhuran, dan setiap orang memiliki cara tersendiri dalam mengukur kadar etis masing-masing pribadi.“Etika merupakan suatu nilai tinggi yang setiap orang mempunyai cara sendiri, yang belum tentu orang lain menyatakan prilaku seseorang itu sesuai,” tuturnya.Untuk itu, dihadapan para panelis dan peserta outlook, Husni memberi pandangan kepada DKPP untuk menciptakan standar pengambilan keputusan bagi para pemeriksa baik di pusat ataupun di daerah. “Kita sangat berharap ada standar dari DKPP dalam proses pengambilan keputusan bagi pemeriksa pusat dan daerah,” tutur dia.Lebih lanjut Husni mengungkapkan, perilaku jajaran KPU dewasa ini makin baik dan tertata. Meskipun ada penyelenggara pemilu yang masih membutuhkan pengawasan dalam melaksanakan tugas-tugasnya.“Poin penting yang saya perlu sampaikan bahwa secara keseluruhan perilaku jajaran KPU makin hari makin tertata, walaupun tak bisa dihindari, ternyata masih ada perilaku bekerja atas dasar pengawasan,” lanjut Husni.Ia selalu mengingatkan seluruh jajaran KPU untuk tetap menjunjung tinggi azas kemandirian dan menjalankan semua tahapan pemilu sesuai peraturan yang berlaku. “Saya berulang kali sampaikan kepada jajaran KPU untuk menjalankan semua tahapan pemilu dengan suatu kemandirian yang teguh, menurut tata aturan yang berlaku, mau ada DKPP atau tidak, ada Bawaslu atau tidak,” sambungnya.Azas kemandirian dan kejujuran tersebut penting untuk menjaga pemilu yang berintegritas dan bebas dari kepentingan manapun. “Nilai-nilai itu sangat penting, agar azas kemandirian dalam penyelenggaraan pemilu tetap terjaga, sehingga kehadiran pihak manapun tidak akan merubah hasil pemilu,” tutupnya. (ris/red. FOTO KPU/dosen/Hupmas)

Wapres Bersyukur Pilkada 2015 Dilaksanakan Serentak

Jakarta, kpu.go.id- Wakil Presiden (Wapres) RI Jusuf Kalla mengatakan perlunya digelar Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak. Hal itu disampaikan Wapres saat memberi sambutan di hadapan 3200 peserta Rapat Koordinasi Nasional KPU se-Indonesia, di Ecovention Park, Ancol, Rabu (17/12).“Terdapat sekitar 540 pemilu dalam lima tahun. Artinya pemilu di Indonesia itu tiap tiga hari ada. Sehingga pohon-pohon itu capai dipaku tanda gambar calon,” kata Wapres diimbuhi kalimat canda.Karena itu, ia bersyukur apabila tahun depan (2015) Pilkada dilaksanakan secara serentak. “Sehingga isu pilkada tidak menjadi isu nasional tapi menjadi isu lokal, pemilunya menjadi bersamaan. Itu harapan kami sehingga Anda semua (KPU) dapat mengawasi dengan baik dan juga dapat melaksanakannya dengan cara seksama sebaik-baiknya,” kata Jusuf Kalla.Pemilu ElektronikMenyinggung penggunaan teknologi dalam pemilu, Jusuf Kalla mengatakan hal itu tinggal menunggu waktu. “Seiring dengan perkembangan, pemilu elektronik tentu menjadi kajian dan pasti pada suatu saat nanti akan digunakan. Hanya tinggal menunggu waktu saja. Walaupun di Indonesia, memang tidak mudah memberikan trust kepada masyarakat mengenai sesuatu yang tidak mereka pahami,” ujarnya. (bow/red.)

Wapres: Pemilu di Indonesia Membanggakan

Jakarta, kpu.go.id- Dibandingkan negara-negara lain di Asia, pemilu di Indonesia dapat disebut sangat membanggakan. Pernyataan itu diungkapkan Wakil Presiden (Wapres) RI Jusuf Kalla, saat memberi sambutan pada Rapat Koordinasi Nasional KPU se-Indonesia, di Ecovention Park, Ancol, Rabu (17/12).“Pemilu kali ini tidak mempunyai gejolak yang besar, tidak ada korban jiwa karena konflik Pemilu, yang ada hanya konflik bicara di media atau dimanapun, tapi tidak ada konflik fisik. Itu berbeda dengan banyak negara lain di Asia ini, yang selalu identik dengan pemilu dengan korban fisik yang banyak,” ungkapnya.Meski demikian, ia mengatakan, pemilu di Indonesia adalah salah satu pemilu yang paling rumit di dunia. “Pemilihan langsung, saya kira kitalah (Indonesia) yang paling banyak dalam sehari. Di Cina sebagai negara dengan penduduk terbesar, pasti tidak ada pemilu seperti ini. Di India pemilunya 15 hari berlangsung. Tidak tiap hari, pakai ekeltronik, jadi lebih mudah menghitungnya. Di Amerika, walaupun penduduknya sedikit lebih banyak dari kita tapi peserta pemilunya di bawah 50 %,” ujarnya.Selain itu, lanjutnya, pemilu di Indonesia adalah pemilu paling complicated.  “Ada 12 partai politik. Setiap partai setidak-tidaknya memunyai delapan atau sembilan calon legislatif. Dikali tiga untuk level DPR RI, DPRD I dan II, berarti sudah 300 faktor. Ditambah lagi DPD. Jadi sedikitnya ada hampir 400 faktor yang mesti dihitung dan disatukan. Suatu adminstrasi yang begitu rumit dan semua dilaksanakan secara manual di TPS dan seterusnya. I tu merupakan kerja yang luar biasa yang Anda tangani. Saya menghargai Anda semua dapat menghitung pemilu yang begitu rumit tersebut,” kata pria kelahiran Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, 15 Mei 1942 tersebut.Ia juga mengatakan, suksesnya penyelenggaraan Pemilu Legislatif serta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014 merupakan suatu kebanggaan. "tulah tentu yang memberi kita semua kebanggaan dan Anda boleh berdiri dengan membusungkan dada bahwa telah melaksanakan pemilu dengan baik,” ungkap Jusuf Kalla kepada 3200 peserta Rapat Koordinasi Nasional KPU se-Indonesia di Ancol, Jakarta.“Ada kritikan, ada sanggahan, itu biasa dalam demokrasi seperti ini. Tapi secara umum, kalau tadi Ketua KPU memberi penghargaan kepada Bung Hatta, tentu saja di sini sekiranya ada Piala, saya mau memberikan  kepada Ketua KPU yang telah menjalankan tugasnya sebaik-baiknya,” ujar Wakil Presiden RI diiringi gemuruh tepuk tangan hadirin. (bow/red.)