Berita Terkini

KPU Gelar Bimtek Dapil Gelombang III

Surakarta, kpu.go.id – Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI mengadakan bimbingan teknis (bimtek) gelombang (gel) III (tiga), mengenai penataan daerah pemilihan (dapil) dan alokasi kursi pemilu tahun 2019, (4/12), di Surakarta Jawa Tengah. Menurut laporan penyelenggara (KPU RI) kegiatan yang disampaikan Kepala Biro Teknis dan Hupmas (Nursyarifah), menyampaikan “bimtek gel. III ini merupakan bimtek terakhir dari bimtek sebelum-sebelumnya, dan Provinsi Jawa Tengah menjadi daerah yang terpilih untuk penutupan atau terakhir dari setiap bimtek, seperti bimtek terpadu yang di selenggarakan di semarang dan bimtek dapil di solo jawa tengah”. Nursyarifah menambahkan, “tujuan bimtek ini adalah agar para peserta mengetahui kebijakan umum didalam penataan dapil, mengetahui perkembangan data penduduk dan data wilayah, serta kepastian waktu penerimaan data yang dimaksud sebagai bahan penyusunan dapil untuk Pemilu 2019, memahami mekanisme kerja penataan dapil dan skaligus penghitungan alokasi kursinya”, Ujar Nursyarifah. Dan dalam bimtek ini akan juga dikenalkan satu instrumen yang akan digunakan dalam membantu penyususnan dapil yang nantinya di sebut sidapil.

Menyemai Demokrasi di Kampung Sepak Bola Tulehu

Maluku Tengah kpu.go.id - Bertempat di Baileo Desa Tulehu, KPU Provinsi Maluku melakukan sosialisasi dan pendidikan pemilih berbasis keluarga dengan narasumber anggota KPU RI, Wahyu Setiawan, Minggu (3/12). Menggunakan metode dialog interaktif dengan warga, wahyu melakukan tanya jawab secara langsung dengan bapak-bapak dan ibu-ibu peserta untuk bertukar informasi tentang Pemilu. Sebagai informasi desa Tulehu terkenal sebagai kampung sepak bola yang telah melahirkan pemain berbakat di timnas Indonesia.Wahyu menegaskan kehadiranya di kampung bola Tulehu justru untuk belajar bagaimana mengelola persatuan di atas keberagaman. Dimana dengan semangat olahraga sepak bola, masyarakat disini bisa bersatu.Dalam konteks pemilu, semangat tersebut bisa dikaitkan dengan pelaksanaan Pilgub Maluku 2018 nanti. Karena menurut wahyu, momentum Pilkada nanti seharusnya bisa menjadi alat pemersatu bangsa, bukan untuk memecah belah hanya karena perbedaan pilihan politik.Kebetulan dalam waktu dekat ini, Negeri Tulehu juga akan menggelar pemilihan Raja atau kepala desa. Proses awal pemilihan ini diawali dengan seleksi adat oleh tokoh masyarakat sekitar. Kearifan lokal dan nilai-nilai luhur inilah yang ingin digali oleh Wahyu dan hal ini selaras dengan konsep pendidikan pemilih berbasis keluarga yang saat ini menjadi progaram unggulan KPU.KPU akan terus melakukan sosialisasi dan pendidikan pemilih secara berkelanjutan. KPU harus mampu melayani pemilihnya dengan baik. “Seandainya ada masyarakat yang sudah terkategori sebagai pemilih tetapi pada akhirnya tidak terdaftar, maka itu adalah kesalahan KPU sebagai penyelenggara,” tutur Wahyu.Wahyu juga menyampaikan tentang pentingnya menolak politik uang. Sebab terindikasi jika ada paslon yang melakukan politik uang, maka potensi calon tersebut untuk melalukan korupsi cukup besar. “Keuntungan politik uang hanya kenikmatan sesaat, akan tetapi lima tahun ke depan justru kita yang dirugikan,” ujar Wahyu lagi. KPU dalam waktu dekat akan bekerjasama dengan MUI untuk meminta fatwa bahwa politik uang hukumnya haram. Sehingga harapannya nanti tidak akan ada lagi politik uang dan partisipasi masyarakat dalam pemilu akan meningkat.  (ich/Foto/toni)

Menyemai Demokrasi di Kampung Sepak Bola Tulehu

Maluku Tengah kpu.go.id - Bertempat di Baileo Desa Tulehu, KPU Provinsi Maluku melakukan sosialisasi dan pendidikan pemilih berbasis keluarga dengan narasumber anggota KPU RI, Wahyu Setiawan (3/12). Menggunakan metode dialog interaktif dengan warga, wahyu melakukan tanya jawab secara langsung dengan bapak-bapak dan ibu-ibu peserta untuk bertukar informasi tentang Pemilu. Sebagai informasi desa Tulehu terkenal sebagai kampung sepak bola yang telah melahirkan pemain berbakat di timnas Indonesia.