Berita Terkini

Masyarakat Saring Informasi Media Sosial

Sekadau, kpu.go.id – Derasnya arus informasi di media sosial (medsos) perlu disikapi oleh masyarakat dengan pintar menyaring kebenaran dari informasi yang ada tersebut. Media sosial sedianya digunakan untuk mencerdaskan bahkan meningkatkan rasa persatuan bukan justru memecah belah masyarakat.“Media sosial bisa menjadi sarana sosialisasi yang efektif, efisien serta murah. Namun, masyarakat harus secara mandiri menyaring semua informasi yang diterima melalui media sosial,” ujar Kepala Bagian Publikasi dan Sosialisasi Informasi Pemilu Sekretariat Jenderal KPU RI, Robby Leo Agust saat menjadi pembicara kegiatan Sosialisasi Budaya Politik Santun 2018 Selasa, (15/5/2018).Kegiatan ini diselenggarakan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kalimantan Barat di Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat. Sosialisasi budaya politik santun menjadi sarana sosialisasi politik kepada masyarakat kabupaten sekadau untuk menghadapi persiapan pelaksanaan pilkada serentak tahun 2018. Tema dari kegiatan ini “Peranan Media Sosial Dalam Pelaksanaan Kampanye Politik Terkait Budaya dan Etika Politik yang Santun, Bersih dan Bermartabat.Sebelumnya perwakilan Kemendagri memaparkan materi tentang pentingnya pendidikan politik bagi masyarakat.Acara ini dihadiri sejumlah stakeholder di Kabupaten Sekadau, dari LSM, Ormas serta Pelajar dan Mahasiswa. Acara juga di buka oleh Bupati Kabupaten Sekadau serta pejabat lainnya di Provinsi Kalimantan Barat. (hupmas kpu/irul/foto: irul/ed diR)

Tuah Silok, Upaya Mencerdaskan Pemilih di Kapuas Hulu

Putussibau, kpu.go.id – Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Viryan meresmikan Rumah Pintar Pemilu (RPP) “Tuah Silok” milik KPU Kabupaten Kapuas Hulu, Selasa (15/5/2018). Peresmian diawali hiburan tarian dan diikuti secara simbolis dengan pemukulan rebana dan penandatanganan prasasti.Dalam sambutannya, Viryan menjelaskan bahwa keberadaan RPP harus menjadi media efektif mengenalkan demokrasi dan pemilu kepada masyarakat. “RPP merupakan wahana pembelajaran, tidak hanya untuk masyarakat, namun juga bagi penyelenggara pemilu,” ujar Viryan.Sampai sejauh ini, menurut Viryan RPP yang telah dibangun terdapat di 34 Provinsi dan 296 kab/kota. Khusus untuk Kalimantan Barat sendiri, RPP Tuah Silok menjadi yang kedelapan yang telah terbentuk dan diresmikan. “Target di 2018 ini 514 kab/kota di seluruh Indonesia sudah terbentuk RPP, hal ini sebagai upaya menggenjot partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 nanti," tutur Viryan.Secara teritori, Kabupaten Kapuas Hulu adalah satu dari sejumlah kabupaten di Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Sehingga keberadaan RPP menurut viryan sangat penting sebagai upaya mencerdaskan pemilih didaerah perbatasan.Acara peresmian RPP turut dihadiri perwakilan relawan demokrasi,  perwakilan partai politik, tokoh masyarakat, jurnalis,  forkompinda setempat, segenap unsur masyarakat dari berbagai basis pemilih, utamanya pemilih pemula.Pemilihan nama Tuah Silok merupakan inisiatif KPU agar mudah dikenal oleh masyarakat setempat. Tuah dalam bahasa lokal berarti keberuntungan, sedangkan silok adalah nama lain dari ikan arwana yang merupakan ikan kebanggaan warga Kapuas Hulu dengan ciri khas menarik dan disukai orang banyak. Spirit itulah yang ingin dicapai oleh KPU, yakni RPP akan menjadi daya tarik baru bagi masyarakat untuk belajar kepemiluan dan membawa keberuntungan dengan semakin cerdasnya pemilih disini (hupmas kpu kapuas hulu/ich/foto: asro/ed diR)

Tingkatkan Kewaspadaan di Lingkungan KPU

Jakarta,kpu.go.id - Maraknya gangguan keamanan yang terjadi beberapa waktu terakhir disikapi bagian pengamanan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan meningkatkan keamanan dan kewaspadaan. Jajaran pengamanan dalam KPU diminta untuk selalu siaga, meminimalisir terjadinya gangguan ketertiban dan keamanan baik dalam bentuk ancaman, gangguan ketertiban hingga teror.“Seorang pengamanan harus jeli, bagaimana melihat gerak gerik seseorang. Curiga itu perlu, karena otoritas pengamanan ada pada kalian,” ujar Kepala Bagian Pengamanan Setjen KPU Suyadi dalam rapat berbagi pengetahuan (knowledge sharing) yang digelar di Ruang Edelweis KPU Senin (14/5/2018).Suyadi juga menekankan pentingnya respon yang baik dari jajaran pengamanan KPU untuk melihat potensi terjadinya gangguan keamanan yang ada disekitarnya. Dia berharap jajaran pengamanan cekatan dan mampu menyelesaikan masalah dengan mandiri, safety management perlu untuk mengantisipasi hal tidak diinginkan meluas. “Kalau bisa kita melaksanakan pengamanan sebaik-baiknya, kalau memang masih bisa kerjakan tanpa perlu bantuan pihak lain. Namun tetap kordinasi dengan otoritas pengamanan lain dilakukan,” lanjut Suyadi.Sementara itu dalam knowledge sharing-nya, Kordinator Keamanan KPU Abdullah Syafeih menerangkan tentang tatacara mengantisipasi teror dari pihak yang ingin mengacaukan keamanan internal. Hal pertama yang dia tekankan adalah sikap tenang dari jajaran pengamanan ketika menerima ancaman.Adapun untuk mengantisipasi teror yang dilakukan oleh pelaku secara langsung, Abdullah mengajak jajaran pengamanan untuk tidak segan untuk memeriksa secara menyeluruh bawaan dari orang yang datang ke KPU. Termasuk tamu yang datang dengan kendaraan baik roda dua maupun roda empat. “Jangan sungkan, ini demi keamanan bersama,” kata Abdullah.Pada kesempatan itu dia pun mengingatkan kepada jajaran pengamanan KPU untuk bekerja cerdas dan tidak sembarangan dalam menghadapi adanya teror. Dia mengatakan bahwa pelaku teror justru berharap korbannya bersikap sembrono atau keluar dari standar operational prosedur (SOP) yang ada. “Maka saya berharap agar SOP yang belum ada di KPU disiapkan untuk dibuat. Agar bagian pengamanan juga punya tatacara yang jelas,” pungkasnya. (hupmas kpu/ed diR)

Pahami Proses Pilkada Satu Pasangan Calon

Tangerang, kpu.go.id - Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU), Ilham Saputra resmi membuka kegiatan Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara Satu Pasangan Calon Pemilihan Serentak 2018 di Lapangan Gandasari, Tangerang, Banten, Sabtu (12/5/2018) sekira pukul 10.15 WIB.Kota Tangerang sendiri adalah satu dari sejumlah daerah yang akan menyelenggarakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 dengan satu pasangan calon. Dalam kesempatan tersebut, Ilham mengajak masyarakat untuk mengikuti proses simulasi hingga tuntas. Dia juga mengingatkan bahwa pemahaman terkait pelaksanaan pilkada satu pasangan calon sangat penting untuk meminimalisir kesalahan. Dia juga mengajak jajarannya untuk tetap menjaga integritas dan independensi sekalipun kegiatan hanya dilakukan sebatas simulasi."Tidak ada lagi penyelenggara pemilu yang dilaporkan karena tidak netral, karena kita punya modal dukungan masyarakat, menurut salah satu harian 75 persen kita dipercayai masyarakat, kemudian menjalin komunikasi dengan Bawaslu, jangan ada ego sektoral," tegas Ilham.Dari simulasi ini, Ilham memastikan akan adanya evaluasi yang dapat dijadikan rekomendasi bagi KPU Kota Tangerang maupun 14 KPU daerah lain yang akan menyelenggarakan pilkada dengan hanya satu pasangan calon. Dia berharap apa yang terjadi selama simulasi dapat dijadikan pengetahuan baik untuk penyelenggara maupun masyarakat. "Silakan ikuti proses ini dengan baik, agar seluruh masyarakat yang kabupaten/kotanya memiliki satu pasangan calon bisa terpahami dengan baik. Untuk itu kami akan lakukan sosialisasi masif agar tidak ada kesalahan yang menyebabkan surat suara rusak, kami minta dukungan kepada semua pihak," tutup Ilham Simulasi pilkada calon tunggal turut dihadiri Kepala Biro Teknis dan Hupmas, Nur Syarifah, Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), M Affifudin, Ketua KPU Provinsi Banten, Agus Supriyatna, Ketua KPU Kota Tangerang, Sanusi, Pjs Wali Kota Tangerang Muhammad Yusuf, jajaran Polres-Dandim serta beberapa perwakilan KPU Daerah yang menggelar pemilihan calon tunggal. (hupmas kpu/bil/foto: ieam/ed diR)

Antusias Masyarakat Tangerang Ikut Simulasi Calon Tunggal

Tangerang, kpu.go.id - Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar simulasi pemungutan dan penghitungan suara satu pasangan calon dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Tangerang 2018 di Lapangan Gandasari, Tangerang, Sabtu (12/5/2018).Simulasi yang dimulai sekira pukul 08.00 WIB itu nampak menyedot perhatian, terbukti dari  mengularnya antrean masyarakat yang hendak ikut berpartisipasi.Berdasarkan pantauan, kegiatan simulasi di mulai dengan pengambilan sumpah tujuh Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), saksi, dan Pengawas Pemilihan Lapangan (PPL). Usai disumpah, masyarakat yang sudah hadir pun dipersilakan masuk untuk mendaftar dengan membawa formulir undangan dan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el). Satu per satu masyarakat yang telah mendapatkan surat suara kemudian masuk ke dalam bilik untuk menentukan pilihannya. Karena simulasi calon tunggal, dalam surat suara hanya terdapat satu pasangan calon walikota dan wakil walikota melawan kolom kosong.Usai memilih, pemilih kemudian memasukkan surat suara ke dalam kotak suara transparan, dilanjutkan dengan mencelupkan jari ke dalam tinta hitam."Ini kegiatan yang baik, karena kita bisa siap-siap untuk Pilkada 27 Juni besok," ucap salah seorang warga, Suhana (33) yang sehari-hari berprofesi sebagai penjual kue pancong di lokasi.Adapun Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang terdata di Kelurahan Gandasari sebanyak 504 orang dengan jumlah surat suara yang disediakan (setelah ditambah surat suara cadangan) sebanyak 518 surat suara.Sementara itu, sampai saat ini kegiatan masih terus berlangsung, meski sinar matahari begitu terik rupanya tak mengurangi antusiasme masyarakat. (hupmas kpu/bil/foto: ieam/ed diR)

Pemilu Menentukan Arah Kehidupan Bangsa

Purwokerto, kpu.go.id - Dalam lima tahun sekali masyarakat diberikan hak untuk menyuarakan pilihannya melalui proses pemilihan umum (pemilu). Melalui pemilu juga masyarakat diajarkan berpartisipasi membangun bangsa. "Kita semua termasuk mahasiswa berkesempatan berpartisipasi dalam pemilu untuk menentukan arah kehidupan bangsa," ujar Rektor Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Suwarto saat mengisi acara KPU Goes to Campus (KGTC) di Aula Soemardjito Jumat (11/5/2018).Suwarto juga mengatakan bahwa pemilu untuk mendapatkan pemimpin yang amanah. "Dengan kata lain keterlibatan kita dalam pemilu (adalah) amal untuk mempercepat pembangunan," lanjut dia. Suwarto juga mengingatkan kepada mahasiswa bahwa Indonesia adalah bangsa unggul dan berdaya saing. Oleh karena itu butuh sumberdaya yang mumpuni. "Yang menguasai ilmu teknologi. Tapi itu juga tidak cukup, kita butuh keterlibatan membangun," tambah Suwarto.  Diluar itu, Suwarto mengapresiasi KGTC yang diinisiasi oleh KPU dan memilih Unsoed sebagai tempat menyosialisasikan pesan pemilu. Dia berharap mahasiswanya memahami materi yang disampaikan selama KGTC. "Memahami sistem pemilu yang akan dilaksanakan pada 17 April 2019 untuk pilih presiden dan caleg. Dengan memahami tentunya makin menyadari keikutsertaan membangun bangsa," pungkasnya. (hupmas kpu/dianR/foto: dosen/ed diR)