Berita Terkini

KPU Klarifikasi Berita Pertemuan Komisioner Hadar Nafis Gumay dengan Tri Medya dan Budi Gunawan

Jakarta, kpu.go.id- Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Senin (16/6) petang, menggelar konferensi pers di Ruang Media Center KPU, guna mengklarifikasi beredarnya berita pertemuan Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay dengan politisi PDI Perjuangan Trimedya Panjaitan dan Komisaris Jenderal Polisi Budi Gunawan. Selain itu, jumpa pers ini juga untuk mengklarifikasi kabar bocornya materi pertanyaan debat capres-cawapres pertama melalui pertemuan tersebut. Selain Hadar, hadir dalam konferensi pers ini, Komisoner KPU Arief Budiman, Sigit Pamungkas, dan Ferry Kurnia Rizkiyansah. Melalui jumpa pers ini, Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay menceritakan detail peristiwa yang terjadi di Satay House Senayan, Menteng, Jakarta, pada Sabtu (7/6) malam itu. Hadar menjelaskankan, tidak ada pertemuan yang direncanakan antara dirinya dengan Trimedya, yang ada hanyalah kebetulan bertemu. Sedangkan dengan Budi Gunawan, ditegaskan Hadar bahwa ia tidak pernah bertemu di Satay House Senayan. Berita yang diketahui pertama kali dimuat oleh asatunews.com pada Selasa (10/6) itu, memuat judul “Pertemuan Gumay, Budi dan Trimedya Terkait Materi Debat Capres?”. Di paragraf awal, berita itu menulis, “pertemuan antara anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hadar Nafis Gumay dengan Komisaris Jenderal Polisi Budi Gunawan dan Ketua DPP PDI Perjuangan yang dipergoki oleh Arif Puyono, Aktivis Serikat Pekerja BUMN, pada Ahad malam (8/6) sekitar pukul 23 WIB di restoran Satay House Senayan Menteng, Jakarta Pusat, dilaporkan memiliki agenda atau tujuan membocorkan materi pertanyaan yang akan diajukan oleh moderator Zaenal Arifin Muchtar pada Debat Capres yang berlangsung Senin (9/6) ,malam pukul 20.00 WIB sampai selesai”.Hadar menerangkan, pada malam itu, ia dan Komisioner KPU lainnya berencana makan malam bersama seusai menghadiri acara Bimtek di Hotel Golden Butik, Kemayoran Jakarta Pusat. “Saat bubar dari sana (Bimtek), kami sesama komisioner berencana makan malam. Tapi kelihatannya, karena sudah malam kemudian kita juga bingung mau makan di  mana. Akhirnya semua jalan, naik mobil sendiri-sendiri. Dan ada kesimpulan ini mau makan atau tidak ini, nggak menjadi jelas. Ada sebagian yang mau pulang ada sebagian mau makan. Nah, waktu di mobil saya mencoba mengontak komisioner lain, lewat grup BBM. ‘Ayo deh kita tetap makan di daerah Menteng.’ Karena kita kan jalannya dari sana ke arah selatan, lewat daerah Menteng. Terus saya telpon Mas Arief. Dia posisinya sudah berada di Arya Duta, sudah dekat daerah Menteng,” papar Hadar.Setelah itu, lanjutnya, Komisioner Arief Budiman via BBM mengurungkan niat untuk makan malam bersama karena ramai dan macet akibat adanya pasar kaget. Arief pun mengabarkan bahwa ingin langsung pulang dan makan malam di rumah masing-masing.Sesampai di daerah Menteng, Hadar teringat restoran Satay House Senayan, Menteng, buka sampai pukul 24.00. Ia memutuskan ke sana. Setiba di tempat, ia langsung masuk ke dalam dan memesan makanan untuk dibawa pulang. Saat itu, suasana di restoran tidak terlalu penuh. Hadar menunggu makanannya sambil duduk di kursi tak jauh dari kasir.“Ketika masuk, memang saya melihat di ujung mata kiri saya, itu kayak Tri Media. Tapi saya tidak mau menemuinya, saya pura-pura tidak melihat. Karena saya memang tidak ingin bertemu mereka.  Jadi saya terus duduk di meja persis depan kasir,” ujar Hadar.Tak lama kemudian, Hadar dihampiri oleh seseorang. Tidak pasti dari sebelah mana orang tersebut muncul. “Saya tidak begitu ingat, dia cerita tentang keluhannya mengikuti Pemilu di Kalimantan Barat. Kemudian dia juga cerita tentang bagaimana proses mengikuti sengketa di MK sekarang. Panjang lebar kanan kiri dia cerita, saya cuma iya-iyain aja. Tidak ada komentar apa-apa. Mungkin itu ada sekitar sepuluh menitan. Begitu selesai cerita, dia kembali dan saya tahu arah duduknya di mana. Dia di sudut yang lain, agak ke dalam, ada beberapa orang, tapi saya tidak bisa melihat siapa saja yang ada di sana,” cerita Hadar.Setelah pesanan makannya siap, Hadar langsung ke kasir dan buru-buru melangkah keluar. “Begitu mau jalan lurus terus, saya dipanggil sama dia (Trimedya). Dia bangun dari kursinya. Di sana ada beberapa orang. Dia mendekat ke saya, saya mendekat ke dia. Jadi kami berdiri saja posisinya. Tidak dekat sekali dengan meja dia. Berdiri saja, sekadar say hello, apa kabar, intinya basa-basi saja. Sudah itu saja. Dia memang bilang, ‘titip ya’. Saya tidak tahu bahasa dia ‘titip ya’ itu apa. Bayangan saya, ‘ya masa bodoh lah, saya bilang oke-oke saja. Saya bilang baik,  ‘titip juga ya supaya Pemilunya beres PDI P dan saya jalan pulang,” jelas Hadar.Waktu mau jalan pulang itu, Hadar berujar untuk jalan duluan. Beberapa orang yang duduk di meja itu melambaikan tangan. “Dan saya pulang. Sudah, kejadiannya seperti itu. Jadi kalau di berita itu dikatakan ada pertemuan saya, Budi, Tri Media, tidak betul. Yang betul, saya tidak sengaja ketemu Tri Media, sama Budi saya tidak ada. Saya juga tidak kenal yang namanya Budi. Cuma ketemu Tri Media, sebentar saja, berdiri hanya ngomong seperti tadi dan saya pulang,” jelas Hadar.Terkait kebocoran soal debat, Sigit Pamungkas menegaskan, hal itu terlalu mengada-ada. Karena pertemuan itu terjadi pada 7 Juni 2014. Sementara finalisasi materi debat diselesaikan oleh moderator pada 9 Juni 2014. “Selain itu, kalau dirunut-runut lagi, Mas Hadar ketika tim kecil pembahasan soal debat juga tidak tuntas mengikuti. Soalnya seperti apa, dia juga tidak tahu. Jadi itu terlalu mengada-ada kalau Mas Hadar disebut membocorkan soal,” ujar Sigit.Atas berita tersebut, KPU secara kelembagaan akan melayangkan somasi kepada Asatunews.com. “Meskipun berita ini menyangkut saya pribadi, tapi efek dari semua ini membuat lembaga ini dipersepsikan macam-macam,” ungkap Hadar.“Kami merasa perlu memberikan somasi. Karena kebohongan-kebohongan yang sudah dituliskan itu menurut kami perlu diklarifikasi. Apakah ini kemudian sampai berlanjut pada langkah melaporkan atas pencemaran nama baik, karena sebagai institusi kami merasa ada yang dicemarkan, itu akan kami pikirkan lebih lanjut kemudian. Menunggu respon terhadap somasi itu seperti apa,” imbuh Komisioner Arief Budiman. (bow/red. FOTO KPU/bow/Hupmas)

Ketua KPU Ajak Masyarakat Kenal Lebih Dekat Visi Misi Perekonomian Capres

Jakarta, kpu.go.id- Sesuai dengan lampiran Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nomor 469 Tahun 2014 tentang mekanisme debat Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Pemilu 2014, KPU akan menggelar debat capres-cawapres sebanyak lima kali. Setelah debat pertama dengan peserta kedua pasangan capres dan cawapres pada Senin (9/6) lalu, KPU kembali menggelar debat dengan pesarta Capres Pemilu 2014, yakni H. Prabowo Subianto dan Ir. H. Joko Widodo, bertempat di Gran Melia Hotel, Minggu (15/6), dengan tema “Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial”.Ketua KPU RI, Husni Kamil Manik, menyampaikan kata sambutan sebelum acara debat dimulai. Melalui kesempatan tersebut, Husni mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk mengenal lebih dekat para capres peserta Pemilu 2014.“Dalam debat kali ini, kita akan menyaksikan masing-masing calon presiden akan memaparkan visi misi dan program yang berhubungan dengan ekonomi dan kesejahteraan sosial. Kita akan melihat bagaimana para calon presiden kita memaparkan visi misinya dan program yang akan menyelesaikan masalah-masalah nasional, menyangkut tentang perekonomian kita. Saya mengajak kita semua untuk mengenal lebih dekat para calon presiden, khususnya dari sisi perekonomian,” papar Husni.Ia juga berharap agar forum ini menjadi bekal bagi rakyat Indonesia dalam menentukan pilihan pada Pilpres 9 Juli yang akan datang. Di akhir sambutannya, Ketua KPU menyampaikan apresiasinya kepada semua pihak yang telah bekerja sama dengan KPU.Selanjutnya, acara debat capres dimulai pukul 20.00 WIB dan disiarkan langsung oleh stasiun TV host penyelnggara, Metro TV. Tampil sebagai moderator dalam debat tersebut, Ahmad Erani Yustika, yang saat ini masih manjabat sebagai Direktur Eksekutif INDEF (Institute for Development of Economics and Finance). (bow/red. FOTO KPU/dosen/Hupmas)

Monitoring Pencetakan Suara di Kudus

Kudus, kpu.go.id- Komisi Pemilihan Umum melakukan monitoring cetak surat suara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2014 di beberapa daerah secara langsung. Dalam kunjungannya ke salah satu perusahaan pencetak surat suara, PT. Pura Barutama Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (14/6), Komisioner KPU Ida Budhiati, didampingi Komisioner KPU Kota Semarang dan Komisioner KPU Kudus, mengungkapkan, proses cetak surat suara Pilpres di perusahaan tersebut, hingga kini sudah mencapai sekitar 90%.Surat suara Pilpres yang dicetak PT.  Pura Barutama merupakan surat suara untuk Provinsi Sumatera Utara dan Aceh, dengan jumlah keseluruhan 13,5 juta lembar untuk kedua provinsi tersebut. Untuk kebutuhan Pilpres 2014  di Aceh, KPU menyiapkan surat suara sebanyak 3,38 juta lembar, sedangkan Sumatra Utara sebanyak 9,93 juta lembar."Logistik Pemilu yang dicetak oleh PT.  Pura Kudus tidak hanya surat suara, melainkan ada bahan sosialisasi visi misi calon presiden dan wakil presiden serta segel," ungkap Ida.Komisioner KPU Ida Budhiati mengatakan, daerah kepulauan diprioritaskan karena medan yang dilalui cukup berat. “Butuh waktu lebih lama untuk pengiriman logistik ke daerah kepulauan, karena itu logistik untuk daerah kepulauan akan diprioritaskan pengirimannya agar bisa tiba tepat waktu. Pengiriman logistik untuk daerah kepulauan seperti di Pulau Nias, Sumut dan Pulau Sabang di Aceh akan didahulukan. Selain faktor geografis, KPU juga akan memprioritaskan pengiriman logistik untuk daerah dengan jumlah pemilih paling besar, seperti Medan dengan jumlah pemilih terbesar di Sumut, logistiknya juga akan diprioritaskan pengirimannya," Ujar Ida saat memberikan keterangan kepada wartawan usai mengecek surat suara di PT. Pura Kudus.Sementara pengamanan selama proses distribusi, menurutnya, sejauh ini KPU sudah membangun kerja sama dengan TNI dan Polri dukungan penuh seperti halnya saat pengamanan selama Pemilu Legislatif lalu.Ida optimistis pencetakan surat suara dan logistik lainnya tepat waktu. Ia mencontohkan, logistik yang dicetak di PT. Pura sudah mencapai 90 persen. Kualitas hasil cetakan terutama surat suara juga memuaskan.KPU menargetkan distribusi logistik pemilu berlangsung lancar dan aman. KPU memastikan semua logistik tersebut tepat waktu dan proses pengirimannya akan dilakukan lewat jalur udara dan darat mulai 14 Juni hingga 24 Juni 2014. (tdy/ibn/red. hupmas)

26 Hari Menjelang Pilpres, KPU Cek Pencetakan Surat Suara

Surabaya, kpu.go.id- Dua puluh enam hari menjelang pemungutan suara Pemilihan Umum Presiden dan Waklil Presiden 2014, Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Arief Budiman melakukan monitoring jalannya proses pencetakan surat suara ke dua perusahaan percetakan surat suara di Jawa Timur, Sabtu (14/6). Dalam kunjungannya, Arief Budiman didampingi oleh Ketua KPU Provinsi Jawa Timur, Eko Sasmito, beserta Komisioner KPU Provinsi Jawa Timur, Muhammad Arbayanto dan Dewita Hayu Shinta.Dua percetakan yang dikunjungi adalah PT. Temprina Media Grafika, Gresik dan PT. Dharma Anugrah Indah, Surabaya. Keduanya akan memenuhi kebutuhan surat suara untuk Provinsi Papua, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Jawa Barat IX, X, dan XI. Jika berjalan sesuai jadwal, semua kebutuhan surat suara ini akan sampai di setiap Kabupaten/Kota pada 25 Juni mendatang.Proses pencetakan surat suara di dua tempat itu sudah berjalan lima hari dari sepuluh hari yang dijadwalkan (11-20 Juni 2014). Mengenai proses cetak yang hingga saat ini terus berlangsung, mantan Komisioner KPU Provinsi Jawa Timur itu yakin proses pencetakan ini dapat tuntas sesuai jadwal.“Seluruh proses pencetakan surat suara yang saat ini berlangsung akan selesai Minggu (15/6), jadi setiap paket surat suara yang sudah selesai produksi, disortir, packing, dan langsung dikirim sesuai tujuan,” paparnya.Arief tidak ingin pelaksanaan Pilpres kali ini terhambat karena adanya kendala dalam distribusi logistik.“Kita (KPU) berharap proses pencetakan dan distribusi surat suara beres sesuai jadwal. Semua kebutuhan logistik mulai dari surat suara, tinta, bantalan, alat coblos, serta kebutuhan lainnya dapat segera dituntaskan, sehingga pelaksanaan Pilpres tidak terganggu karena distribusi logistik.” Terkait proses distribusi logistik di daerah terpencil yang memerlukan bantuan TNI/Polri, Arief Budiman menyampaikan bahwa KPU akan meminta bantuan instansi terkait, apabila muncul kendala yang sifatnya mendesak.  “Selama tidak ada kendala yang berarti, kami (KPU) akan menjalankannya sendiri. Namun jika muncul kendala darurat, KPU akan meminta bantuan sarana dan prasarana dari TNI/Polri,” tuturnya. (JE/ris/red. FOTO KPU/ris/Hupmas)

Ketua KPU Monitoring Surat Suara Bersama Media

Jakarta, kpu.go.id- Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Husni Kamil Manik, melakukan monitoring ke PT Temprint, salah satu perusahaan pencetak surat suara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2014, di Jl. Palmerah Barat, Jakarta, Sabtu (14/6). Bersama para rekan-rekan media nasional, Husni meninjau seluruh proses pembuatan surat suara, mulai dari pencetakan, pemotongan, pengepakan hingga pasangan barcode. Di tempat pesangan barcode itu, Ketua KPU menyempatkan diri untuk melakukan tes scanning barcode.Di hadapan para wartawan yang turut serta dalam monitoring tersebut, Husni mengungkapkan, salah satu peninjauannya ialah untuk memastikan hasil cetakan yang baik dan memisahkan hasil cetakan yang tidak memenuhi standar. “Kita juga sudah lihat bagaimana packing-nya sampai kemudian bisa dikelompokkan dalam satu kemasan yang berisi 2000 surat suara. Berdasarkan penjelasan dari pihak perusahaan ini (PT Temprint), sudah ada 78,5% cetakan yang berhasil diproduksi sampai jam 08.00 pagi (Sabtu 14/6). Sebagian sudah dilakukan proses pengemasan (packing). Selanjutnya mereka, sebagaimana target yang ditetapkan, dapat memenuhi kewajiban mereka. Bahkan mereka optimis bisa menyelesaikan pekerjaan ini pada satu atau dua hari, sebelum batas waktu yang ditetapkan oleh KPU,” jelas Husni.Husni juga memastikan, sejak keluarnya surat suara dari percetakan sampai tiba di daerah tujuan di kabupaten/kota, perusahan pencetak surat suara memiliki sistem yang dapat diandalkan. Mulai dari proses pencatatan, pemeriksaan atas pencatatan itu, hingga sistem barcode. “Ini satu hal yang penting kami pastikan. Ada jaminan kualitas mutu, baik dalam proses pencetakan maupun proses distribusi. Pencatatan yang dilakukan sudah menggunakan alat, yang tingkat akurasinya dapat dipastikan lebih rapih,” ujar Ketua KPU.Sementara itu, PT Temprint, melalui Kepala Pemasaran, Solichin, mengungkapkan, pihaknya menargetkan seluruh logistik Pilpres, yang menjadi tanggung jawab mereka, akan sampai di KPU Kabupaten/Kota pada 26 Juni 2014 atau dua hari lebih awal dari target yang diwajibkan oleh KPU, yakni 28 Juni 2014.“Kami (PT Temprint) konsorsium dengan PT GAP, mendapat dua paket. Untuk paket 11 jumlahnya 15.121.570. Sedangkan untuk paket 13 jumlahnya 3.585.496. Semua jumlah tersebut mencakup seluruh logistik Pilpres, yaitu surat suara Pilpres, surat suara pemilu ulang, dan lembar Daftar Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden (DPCPPWP) yang digunakan untuk ditempel di pintu masuk TPS. Target kami, baik paket 11 maupun 13, 100% telah tiba di Kabupaten/Kota pada 26 Juni 2014,” ungkap Solichin.Untuk diketahui, paket 11 meliputi kebutuhan logistik untuk NTT, NTB, Jawa Timur III, Jawa Timur, IV, dan Jawa Timur VI. Paket 13 meliputi kebutuhan logistik untuk Maluku Utara, Sulawesi Utara, dan Gorontalo. Ditanya Ketua KPU tentang bagaimana memastikan kualitas standar surat suara tetap terjaga dari awal sampai terakhir cetak, Solichin menjelaskan sesuai prosedur yang dijalankan, pihaknya melibatkan operator, supervisior, Q-See, dan pihak pengawas dari KPU. Pengawasan dilakukan selama 24 jam. “Karena itu, jika ada kesalahan atau hal-hal yang melenceng, para pengawas akan segera menegur operator untuk segera diperbaiki,” kata Solichin.Begitu juga dengan kemungkinan terburuk apabila terdapat kerusakan surat suara di lapangan, Solichin memastikan telah berkoordinasi dengan pihak pendistribusi. Sehingga jika harus melakukan cetak ulang, dalam satu sampai dua hari telah sampai tempat tujuan.Ketua KPU sendiri menegaskan, semua proses berjalan dengan baik. “Secara keseluruhan, persiapan yang kita lakukan on the schedulle, bisa berjalan dengan baik dan mudah-mudahan tidak ada gangguan hal yang tidak dapat diprediksi, seperti cuaca buruk. Yang paling berat, seperti pengalaman yang sudah-sudah adalah proses distribusi,” pungkas Husni. (bow/red. FOTO KPU/ie’am/Hupmas)

Percetakan Surat Suara Pilpres Sesuai Target

Klaten, kpu.go.id- Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Sabtu (14/6) melakukan tinjauan terpisah untuk melakukan monitoring di beberapa daerah pencetakan Surat Suara pemilu Pilpres.Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Juri Ardiantoro yang bertugas meninjau di dua percetakan surat suara pilpres yang berlokasi di Kabupaten Klaten Jawa Tengah, yaitu PT. Macananjaya Cemerlang di Jalan Ki Hajardewantara, Klaten Utara, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dan PT. Intan Sejati Jalan Kopral Sayom (Ring Road) Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.Monitoring di dua percetakan surat suara pilpres ini selain dihadiri Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI turut hadir pula Anggota KPU Kabupaten Klaten, KPU Kota Surakarta dan KPU Kabupaten Sukoharjo, Panwaslu Kabupaten Klaten serta awak media cetak dan elektronik lokal.Direktur Opersional PT. Macananjaya Cemerlang Ir. Dwi Putranto Nugroho menjelaskan bahwa surat suara pilpres yang dicetak berjumlah 5.881.129 lembar yang terdiri dari 3.003.960 lembar diperuntukan seluruh Kab/Kota di Provinsi Bali dan 2.831.802 lembar diperuntukan bagi 4 kabupaten dan 3 kota di Provinsi Jawa Tengah. Untuk Daftar Pasangan Calon yang dicetak untuk sosialisasi di tiap-tiap TPS berjumlah 45.367 lembar. Sedangkan PT. Intan Sejati mencetak surat suara pilpres sejumlah 13.902.219 lembar dan surat suara untuk pemilu ulang 17.000 lembar, adapun pendistribusiannya diperuntukan untuk wilayah Provinsi Jawa Tengah.  Juri Ardiantoro di hadapan para media cetak dan elektronik mengatakan, kunjungan monitoring ke percetakan surat suara yang ada Kabupaten Klaten ini bertujuan untuk memastikan, apakah perusahaan pencetakan surat suara pilpres ini sudah sesuai dengan yang telah ditentukan, mulai dari segi waktu yaitu menyangkut tepat waktunya dalam memproduksinya dan sampai tujuannya.Sedangkan kontennya yaitu kualitas percetakan surat suara yang diproduksi apakah sudah sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan, contoh mulai dari tingkat kecerahan warnanya, jenis kertasnya, kemudian apakah dalam pencetakan ada noda atau ada tinta yang tidak semestinya, karena surat suara ini harus bersih dari kemungkinan adanya indikasi mengarah pada salah satu pasangan calon, misalnya tidak boleh surat suara ada satu titik tinda menempel di salah satu calon, walaupun tidak disengaja ataupun itu error di dalam proses produksi.Secara umum hasil monitoring di dua percetakan surat suara pilpres tidak ada masalah, adanya keseriusan yang kami lihat untuk menjaga kualitas dan kepercayaan negara ini  untuk mencetak surat suara pilpres, karena cetakan surat suara ini beda nilainya atau posisinya dengan barang cetakan lain seperti buku pelajaran atau yang lain-lain, karena ini bukan soal jenis cetakan saja tetapi soal keamanannya. Oleh karena itu Keamanan menjadi bagian dari apa yang diperintah oleh Undang-Undang, jadi tidak boleh surat suara dicetak lebih dari yang dipesan, tidak boleh penyimpanan surat suara sembarangan, tidak boleh surat suara dikirim tanpa pengawalan.Dari segi keamanan perusahaan menjamin seluruh proses semua itu, sesuai dengan standar yang telah ditentukan dari mulai pencetakan sampai pengiriman nanti ada pengawalan dari pihak kepolisian, jadi dari segi keamanan sangat terjaga.Untuk pencetakan surat suara pilpres di Provinsi Bali semuanya sudah seratus persen tercetak dan pendistribusian ke Provinsi Bali hari Senin (16/6) akan dikirim, sedangkan untuk Jawa Tengah baru empat puluh persen yang telah dicetak, jadi satu dua hari ini bisa diselesai pencetakannya, sesuai target dan secara simultan akan dikirim kedaerah tujuannya. ungkap juri. (dosen/sij/red. FOTO KPU/dosen/hupmas)