Jakarta, kpu.go.id-
Melalui Kepututusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Nomor: 536/Kpts/KPU/Tahun
2014 tentang Penetapan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih
Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014, Ir. H. Joko Widodo
dan Drs. H.M. Jusuf Kalla membacakan sumpah/janji jabatan presiden dan wakil
presiden. Usai membacakan sumpah/janji, Joko Widodo dan Jusuf Kalla resmi
menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2014-2019.
Dalam pelantikan
yang berlangsung di Ruang Rapat Paripurna gedung Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR) RI tersebut, Presiden Joko Widodo berjanji akan menjalankan tugasnya
dengan adil, memegang teguh Undang-Undang Dasar (UUD) Tahun 1945, dan berbakti
kepada nusa dan bangsa.
“Demi Allah saya
bersumpah, akan memenuhi kewajiban sebagai Presiden RI dengan sebaik-baiknya
dan seadil-adilnya, memegang teguh UUD 45 dan menjalankan segala undang-undang
dan peraturan-peraturan dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada nusa dan
bangsa,” sumpah Joko Widodo.
Usai mengucapkan
sumpah, Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo
bukan lagi milik salah satu golongan, melainkan milik dan pemimpin seluruh
rakyat dan bangsa Republik Indonesia.
“Saudara bukan
lagi milik salah satu golongan, melainkan milik dan pemimpin seluruh rakyat dan
bangsa Republik Indonesia. Untuk itu saudara perlu bersikap adil demi
kepentingan rakyat dan bangsa,” ucap Zulkifli.
Sesaat setelah pembacaan
sumpah, Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato awal masa jabatannya dihadapan
672 Anggota MPR/DPR, para pemimpin negara sahabat, dan para tamu undangan
lainnya. Dalam pidato perdananya sebagai presiden, ia mengajak seluruh
masyarakat untuk bersama-sama bangkit dan bersatu demi mewujudkan Negara
Indonesia yang berdikari secara ekonomi.
“Saudara-saudaraku
sebangsa setanah air dan hadirin yang saya muliakan, baru saja kami telah
mengucapkan sumpah. Hal tersebut menjadi komitmen kami bersama. Kini saatnya
kita menyatukan tangan untuk mencapai dan mewujudkan Indonesia yang maju, dan
berdikari secara ekonomi,” pesannya.
Secara khusus,
dalam pidatonya, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa ia dan Wakil Presiden Jusuf
Kalla akan berupaya untuk mengembalikan Negara Indonesia sebagai negara maritime,
yang di masa lalu pernah berjaya.
“Hadirin yang
mulia, kami (pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla) ingin hadir bersama dengan negara-negara besar
yang turut menyembahkan budi luhur kepada dunia dan mengembalikan negara
Indonesia sebagai negara maritim. Itu adalah masa depan negara kita, kita telah
terlalu lama memunggungi samudera, kita harus kembali kepada semboyan Jalesveva Jayamahe, ‘di lautan kita jaya’,”
tandas Joko Widodo.
Mengenai kebijakan
luar negeri, Presiden Joko Widodo akan tetap memberlakukan politik bebas aktif
yang berazaskan keadilan sosial untuk kepentingan nasional. “Kepada negara
sahabat, saya ingin menegaskan bahwa dalam pemerintahan, saya akan terus
menjalankan politik bebas aktif untuk kepentingan nasional sesuai azas keadilan
sosial,” tutur sosok yang akrab dipanggil Jokowi ini.
Ia yakin dengan
bergotong royong dan menyatukan semangat pembangunan, negara Indonesia akan
semakin maju dan berjaya. “Kepada para nelayan, buruh, petani, para pedagang,
supir, akademisi, saya serukan untuk bekerja keras bahu-membahu, bergotong
royong, untuk bergerak bersama demi kemajuan bangsa,” katanya.
Ia pun mengajak
seluruh rakyat Indonesia untuk bersama-sama mengarungi proses pembangunan
dengan jiwa cakrawarti samudera,
seperti pesan Presiden Pertama Indonesia, Ir. Soekarno.
“Seperti pesan
Presiden Pertama RI, Ir. Soekarko kita harus memiliki jiwa Cakrawarti Samudera. Saya mengajak rakyat Indonesia untuk
mengarungi samudera, menghadapi segala ombak dan badai dengan kekuatan sendiri.
Saya akan berdiri di bawah kehendak rakyat dan konstitusi. Semoga Tuhan Yang
Maha Esa selalu merestui segala upaya kita,” tutupnya. (ris/red. FOTO KPU/dosen/Hupmas)