Berita Terkini

10 Timsel Kab Meranti dan Ende Jalani Orientasi Tugas

Jakarta, kpu.go.id – Sepuluh orang tim seleksi (timsel) untuk Kab Meranti (Riau) serta Kab Ende (NTT) mengikuti kegiatan orientasi tugas, di Gedung KPU RI, Senin (11/3/2019). Sebelumnya kesepuluh anggota timsel telah menjalani pelantikan Minggu, 10 Maret 2019. Mereka antara lain Sri Rukmini, Zul Anshari, Syukron Darsyah, Jupendri dan Panca Setyo Prihatin (Kabupaten Kepulauan Meranti) serta Balkis Soraya, Sabina Gero, Simon Petrus Nilli, Maryanti H. Luturmas Adoe dan Yoseph Paseli Dheghu (Kabupaten Ende). Orientasi tugas dipimpin langsung Anggota KPU RI Evi Novida Ginting Manik yang menyampaikan berbagai macam hal sebagai bekal para timsel dalam menyeleksi calon-calon anggota KPU nanti. Seperti tahapan yang harus diperhatikan dan dipatuhi oleh timsel agar proses seleksi berjalan sesuai waktu yang ditentukan.Selain itu sikap terbuka juga harus dikedepankan oleh para timsel, termasuk menyampaikan kepada masyarakat (melalui media) setiap hasil dari tahapan yang sudah berjalan. “Baik pengumuman, pendaftaran, persyaratan bakal calon dan batas waktu penyerahan disampaikan melalui media massa lokalm laman atau papan pengumuman KPU provinsi dank ab/kota,” kata Evi. Evi mengingatkan bahwa dari setiap tahapan yang berjalan, timsel harus bertindak sesuai aturan yang berlaku. Dan tidak melupakan aspek administratif dimana setiap dokumen yang masuk harus disimpan dengan baik. Untuk diketahui pendaftaran calon anggota KPU provinsi maupun kab/kota dapat dilakukan melalui daring (online) atau pengiriman pos. Kepada mereka yang telah dinyatakan lulus penelitian administrasi selanjutnya mengikuti tes tertulis dengan menggunakan metode Computer Asisted Test (CAT) dan dilanjutkan dengan tes psikologi. “Agar dapat mengetahui integritas, kepribadian, sikap kerja, kepemimpinan dan inteligensia,” tambah Evi. Bagi mereka yang telah mengikuti seluruh proses tersebut, selanjutnya dapat mengikuti tes kesehatan, meliputi jasmani, rohani dan narkoba dan hasilnya bersifat rahasia. (hupmas kpu ieam/foto: ieam/ed diR)

Lantik Timsel Jelang Pemilu, Arief Ingatkan Pentingnya Kesiapan Calon Penyelenggara

Jakarta, kpu.go.id – Komisi Pemilihan Umum (KPU) kembali melantik Tim Seleksi (Timsel) Calon Anggota KPU Kabupaten periode 2019-2024, di Jakarta, Minggu (10/3/2019). Pelantikan dipimpin langsung Ketua KPU RI Arief Budiman. Pelantikan sesuai Keputusan KPU RI Nomor 591/PP.06-Kpt/05/KPU/III/2019 tentang Penetapan Keanggotaan Tim Seleksi Calon Anggota KPU Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau periode 2019-2024 dan Keputusan KPU RI Nomor 592/PP.06-Kpt/05/KPU/III/2019 tentang Penetapan Keanggotaan Tim Seleksi Calon Anggota KPU Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur periode 2019-2024. Antara lain Timsel KPU Kabupaten Kepulauan Meranti, Sri Rukmini, Zul Anshari, Syukron Darsyah, Jupendri dan Panca Setyo Prihatin. Sementara Timsel KPU Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur yaitu Balkis Soraya, Sabina Gero, Simon Petrus Nilli, Maryanti H. Luturmas Adoe dan Yoseph Paseli Dheghu. “Timsel harus bisa mencari calon Anggota KPU kabupaten yang berkualitas dan siap setiap saat. Timsel pun dilantik malam-malam, karena padatnya kegiatan KPU, sehingga nanti anggota KPU yang dihasilkan timsel juga harus yang siap setiap saat, tangguh fisik dan mentalnya, selain harus pintar kepemiluan, mengingat kerja di KPU itu harus siap overtime,” tutur Arief usai pelantikan. Arief juga mengingatkan, agar timsel mencari calon anggota KPU kabupaten yang langsung siap menghadapi rekapitulasi hasil pemungutan dan penghitungan suara Pemilu 2019. Selain itu siap apabila ada gugatan sengketa di MK, Bawaslu, DKPP, Kepolisian, Ombudsman, dan pengadilan. “Cari orang yang track recordnya baik dan mau kerja transparan. Mereka juga harus bisa bekerja secara team work, mengingat semua keputusan resmi KPU harus dilakukan secara kolektif kolegial dalam rapat pleno,” pungkas Arief. (hupmas kpuarf/foto: arf/ed diR)

KPU Harus Siap Dalam Situasi Apapun

Jakarta, kpu.go.id – Orientasi Tugas Anggota KPU Kabupaten/Kota 2019-2024 resmi ditutup Minggu (10/3/2019). Ketua KPU Arief Budiman yang didaulat menutup jalannya kegiatan yang telah berlangsung selama tiga hari berpesan agar jajarannya memiliki kemampuan yang cukup untuk menuntaskan segala tugas dan kewajiban. Penyelenggara pemilu menurut dia harus siap dalam situasi dan kondisi apapun. “Kami ingin mewariskan kultur baru, lebih disiplin dan konsentrasi serta siap dengan segala situasi yang akan dihadapi. Bagaimana cara kerja yang cepat untuk menyelesaikan persoalan, mengambil keputusan cepat dalam hitungan menit, mengapa data pemilu harus akurat dan mutakhir, semua itu dilatihkan di orientasi tugas untuk kesiapan kita semua,” tutur Arief. Terlebih menurut pria asal Jawa Timur, selama mengikuti orientasi tugas para peserta mendapat materi dari para fasilitator yang mendukung kesiapan dan kesigapan ini. Mulai dari data pemilu yang harus akurat dan mutakhir, hingga ilmu dan filosofi pemilu. Semua itu dirancang agar anggota KPU bisa menjadi pemimpin dan Sekretaris menjadi manajer yang memahami apa yang harus dilakukan dalam melaksanakan tahapan pemilu.  “Selepas orientasi, semua harus bisa membedakan mana urusan penting pemilu, dan mana yang urusan supporting pemilu. Pada momen tertentu, KPU tidak ada luang untuk berdebat, tetapi berembug bersama dalam pleno dan langsung diputuskan. Saat ini tengah ada judicial review terkait DPTb di MK, putusan bisa kapan saja keluar, dan semua sudah dilatih untuk siap dengan segala situasi,” ujar Arief yang juga didampingi jajaran komsioner KPU RI lainnya. Arief juga meminta semua ilmu yang didapatkan dari orientasi ini bisa ditularkan ke masing-masing satkernya, PPK, PPS dan KPPS. Prinsip utama yang harus dipegang dalam penyelenggaraan pemilu ini adalah harus disiplin, transparan, independen dan berintegritas. (hupmas kpu arf/foto: arf/ed diR)

Antusiasme Warga Ikuti Simulasi Terakhir Pemilu 2019

Bantul, kpu.go.id – Pemandangan membahagiakan terlihat saat Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menggelar Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilu 2019 di Kecamatan Pajangan, Desa Gowasari, Bantul, Yogyakarta, Sabtu (9/3/2019). Ratusan warga telah antusias mengantre bahkan sebelum waktu pemungutan suara dimulai. Seperti diketahui, Tempat Pemungutan Suara (TPS) sendiri baru dibuka pada pukul 07.00 WIB, namun warga telah memadati lokasi simulasi lengkap dengan membawa KTP-el dan Formulir C6. Acara sendiri dimulai dengan pengambilan sumpah kepada Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), dilanjutkan dengan pemeriksaan logistik. Tuntas proses itu, warga pun satu per satu dipersilakan memasuki TPS. Dari total pemilih yang terdaftar dalam DPT dan DPTb sebanyak 286, pemilih yang hadir dan menggunakan hak konstitusionalnya sejumlah 236 orang, terdiri dari 105 pemilih laki-laki dan 131 pemilih perempuan. Selipkan Kearifan Lokal Sementara itu, tidak mau kalah dengan semangat yang ditunjukkan warga, petugas KPPS juga mewujudkannya dengan mengenakan pakaian adat. Beskap jadi pilihannya, dengan motif lurik abu-abu hitam dan topi ala prajurit, mereka tampak gagah dan siap mengawal hak politik masyarakat. Pada simulasi ini, juga dibumbui konflik yang sengaja disuguhkan. Dari sini diharapkan mental dan kemampuan KPPS teruji. Konflik dari mulai saksi yang memaksa masuk meski tidak membawa surat mandate, atau pemilih yang protes karena tidak bisa memilih. Kendati demikian, KPPS tetap tenang menjelaskan aturan yang berlaku kepada pemilih yang datang. Kegiatan simulasi pun berakhir dengan baik, lima jenis surat suara dihitung dengan cermat dan teliti hingga malam hari sekira pukul 20.30 WIB dengan penghitungan ril kecuali kotak surat suara KPU kabupaten/kota kemudian dilanjutkan menjumlahkan suara sampai kemudian disalin dalam berita acara. (hupmas kpu bil/foto: dosen/ed diR)

Kode Etik Baik, Pemilu Berkualitas

Jakarta, kpu.go.id - Kegiatan Orientasi Tugas Anggota KPU Kabupaten/Kota 2019-2024 berlanjut di hari kedua, Sabtu (9/3/2019). Dibagi menjadi lima kelas (A,B,C,D,E), para peserta mendapatkan penjelasan langsung dari sejumlah fasilitator berpengalaman kepemiluan. Ada banyak tema yang  disampaikan pada kesempatan kali ini, mulai dari Nilai dan Prinsip Pemilu Bebas dan Adil; Etika Penyelenggara Pemilu, Gender dan Disabilitas pada Penyelenggara pemilu; Sistem Pemilu di Indonesia serta Tahapan Pemilu dan Perencanaan Strategis. Materi-materi tersebut disampaikan dengan metode Building Recources In Democracy Governance and Election (BRIDGE) yang diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dari masing-masing penyelenggara nantinya. Seperti yang terpantau di kelas C, para pemateri bergiliran memberikan pemahaman kepada peserta. Hadir pada kesempatan itu mantan anggota KPU RI Ferry Kurnia Rizkiyansyah dengan tema Kode Etik Penyelenggara Pemilu. Pria yang menjabat pada periode 2012-2017 menyebut bahwa kode etik penyelenggara pemilu merupakan suatu kesatuan asa moral, etika dan filosofi yang menjadi pedoman bagi setiap penyelenggara pemilu. "Pemilu yang berintegritas dan profesional berkontribusi bagi penyelenggara yang jujur serta adil", ucap Ferry.  Ferry juga mengingatkan bahwa kode etik penyelenggara pemilu yang dijalankan dengan baik erat kaitannya dengan kualitas penyelenggara pemilu yang bebas dan adil. Selama proses ini peserta tampak antusias, mereka juga diajak untuk aktif dan interaktif dalam memecahkan persoalan yang diberikan para fasilitator, baik secara individu maupun berkelompok. (humas kpu ri james/foto: james/ed diR)

Simulasi Tungsura, Upaya KPU Pastikan Pemilu Kredibel

Bantul, kpu.go.id - Komisi Pemilihan Umum (KPU) kembali menggelar Simulasi Nasional Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilu 2019 di Area Parkir Goa Selarong, Bantul, Yogyakarta, Sabtu (9/3/2019).   Simulasi sebelumnya telah beberapa kali digelar KPU RI  seperti di Desa Sindangsono Kecamatan Sindang Jaya Kab Tangerang, 19 Agustus 2017, di Kampung Kadumangu Kecamatan Babakan Madang,  Kab Bogor, 30 September 2017 serta di di Kecamatan Gedebage, Bandung 3 Oktober 2018.    Melalui simulasi kali ini, Komisioner KPU RI, Ilham Saputra berharap semakin kuatnya persiapan jajarannya menghadapi penyelenggara Pemilu 2019 yang kredibel.   "Ini upaya kita mempersiapkan pemilu yang kredibel, pemilu yang baik, pemilu yang penyelenggaraannya di 2019 tidak menjadikan hasil pemilu yang mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan bagi bangsa Indonesia," ucap Ilham yang memang membawahi Divisi Teknis KPU tersebut.    Ilham juga berharap kepada anggota KPU provinsi yang hadir memerhatikan detil penyelenggaraan pemilu di TPS apakah telah berjalan sesuai dengan aturan. Hingga hal terkecil, misalnya tentang penentuan siapa yang bertugas sebagai KPPS 4 dan 5, menurut dia haruslah orang-orang yang paham siapa saja yang berhak menggunakan hak suaranya.    "Saya minta kepada KPU provinsi yang datang betul-betul concern dengan simulasi ini, pastikan anda betul-betul memahami," pinta Ilham.   Hal lain yang juga diingatkan Ilham, adalah tentang tidak diperbolehkannya petugas KPPS 7 menyediakan kain atau tisu bagi pemilih setelah mencelupkan jarinya kedalam tinta. "Karena dikhawatirkan upaya menghapus tinta di jari dapat dipersoalkan," tambah Ilham.    Sementara itu, Kepala Biro Teknis dan Hupmas, Nur Syarifah berharap simulasi dapat berjalan dengan baik dan dapat mencerminkan situasi TPS seperti saat hari pemungutan suara.   "Ini simulasi terakhir di tingkat nasional harapannya di tingkat provinsi masing-masing juga digelar kegiatan agar mendekatkan pemilih pada TPS yang bersangkutan," kata Nur Syarifah. (hupmas kpu ri bil/foto: dosen/ed diR)