
Keterlibatan Masyarakat Sipil dalam Pemilu Meningkat
Jakarta, kpu.go.id – Keterlibatan masyarakat sipil dalam pemilu dan pilkada semakin meningkat, terutama pada pelaksanaan Pemilu 2014. Hal itu setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggunakan berbagai sistem informasi dalam tahapan pemilu yang dapat diakses oleh publik.
KPU menggunakan Sistem
Informasi Partai Politik (Sipol) sejak Pemilu 2014, kemudian ada Sistem
Informasi Pencalonan (Silon), Sistem Informasi Data Pemilih (Sidalih), dan
Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng).
Hal tersebut disampaikan
Ketua KPU RI Arief Budiman dalam Diskusi Media Mengukur Ketahanan Demokrasi
Indonesia dalam skala global melalui indeks
global state of democracy, Jumat (8/12) di Media Centre KPU RI.
“Publik paling banyak
mengakses Sidalih dan Situng yang menghasilkan transparansi dan akurasi. Semua
sistem informasi tersebut yang merangsang publik untuk berpartisipasi dalam
pemilu,” tutur Arief.
Indeks demokrasi itu tumbuh
menjelang 1999 yang mendorong makin banyak gerakan masif civil society. KPU juga akan terus memperbaiki sistem-sistem
informasi tersebut, agar keterlibatan publik juga semakin meningkat. Indeks
demokrasi akan meningkat dan keterlibatan publik juga akan lebih terbuka.
“Sekarang trennya kebalik,
kalau dulu Indonesia yang belajar demokrasi ke negara lain, sekarang banyak
negara belajar dari Indonesia. Bahkan beberapa negara sudah meminta Indonesia
agar menerima staf mereka untuk bertugas dan belajar di KPU,” jelas Arief.
Publikasi dua tahunan
tentang keadaan demokrasi global oleh Institute fot Democracy and Electoral
Assistance (IDEA) ini menganalisis dan menilai keadaan demokrasi di seluruh
dunia berdasarkan data dari indeks Global State of Democracy.
Diskusi yang diinisiasi oleh
Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) tersebut juga menghadirkan
Direktur CSIS Philips J Vermonte dan Direktur Asia Pasifik Internasional IDEA Leena
Rikilla Tamang. (Arf/red. FOTO Arf/Humas KPU)